Bisnis batu akik pernah mengalami masa kejayaan di Indonesia, terutama pada periode 2014–2015, di mana hampir setiap sudut kota menjajakan batu cincin beragam jenis. Tren ini bahkan sempat menjadi fenomena nasional, melibatkan semua kalangan—dari pedagang kaki lima hingga kolektor elit. Namun, seiring waktu, popularitas batu akik mulai meredup. Lalu, muncul pertanyaan: apakah bisnis batu akik masih relevan dan menguntungkan di tahun 2025?
Menurunnya Tren, Tapi Bukan Mati
Memasuki 2025, bisnis batu akik memang tidak semeriah satu dekade lalu. Konsumen musiman sudah berpaling, dan pasar yang tersisa kini lebih sempit serta didominasi oleh kolektor dan pecinta sejati. Namun, hal ini bukan berarti bisnisnya mati total.
Batu-batu seperti bacan, kalimaya, giok, dan kecubung masih diminati oleh pasar tertentu, terutama jika memiliki kualitas tinggi dan sertifikasi keaslian. Kolektor dari dalam maupun luar negeri masih mencari batu langka, dan ini menjadi ceruk pasar yang tetap hidup.
Peralihan dari Tren ke Koleksi Eksklusif
Salah satu perubahan paling signifikan adalah pergeseran fungsi batu akik dari tren fesyen massal menjadi barang koleksi eksklusif dan investasi. Kolektor serius kini tidak hanya mencari warna atau bentuk yang menarik, tetapi juga mengincar keaslian, kelangkaan, dan nilai historis batu tersebut.
Penjual batu akik yang mampu mengadaptasi link login rajazeus diri dengan model bisnis premium—misalnya menjual batu bersertifikat, menyediakan layanan custom setting, atau menggabungkan batu dengan logam mulia—masih bisa bertahan dan bahkan berkembang di pasar niche.
Peran Digitalisasi dan Marketplace
Teknologi juga memainkan peran penting dalam mempertahankan eksistensi bisnis batu akik. Penjual kini bisa memasarkan produknya melalui platform e-commerce, media sosial, dan lelang online. Kolektor dari luar negeri juga dapat mengakses katalog batu dari Indonesia, membuka peluang ekspor kecil-kecilan.
Beberapa penjual bahkan menggunakan teknologi seperti fotografi makro dan sertifikat digital untuk meningkatkan kredibilitas produk. Ini menjadi nilai tambah, mengingat pembeli kini lebih cermat dalam menilai kualitas batu akik sebelum membeli.
Tantangan dan Harapan di 2025
Meskipun ada peluang, bisnis batu akik tetap menghadapi berbagai tantangan, seperti:
-
Turunnya minat generasi muda terhadap batu mulia tradisional.
-
Maraknya batu sintetis atau palsu yang merusak kepercayaan pasar.
-
Minimnya edukasi dan promosi dari pemerintah maupun asosiasi.
Namun, di sisi lain, peluang tetap terbuka jika pelaku usaha bisa menyasar segmen yang tepat. Misalnya, menjual batu akik sebagai bagian dari produk kerajinan khas daerah atau menjadikannya souvenir etnik berkelas untuk turis mancanegara.
BACA JUGA: 5 Daftar Peluang Bisnis Untuk Yang Hobi Bermain Game